Makassar_ Pengejaran pelaku pembunuhan dua polisi di Poso kini sudah memasuki perbatasan Sulteng-Sulbar.
Wilayah pengejaran pelaku pembunuhan dua polisi di Poso tidak hanya terfokus di sekitar Desa Masani, Poso Pesisir saja. Pencarian pelaku dan kelompok teridentifikasi teroris itu diperluas ke wilayah perbatasan Sulsel dan Sulteng, serta perbatasan Sulbar-Sulteng.
Kepala Kepolisian Daerah Sulsel, Irjen Polisi Mudji Waluyo mengungkapkan, perluasan pengejaran setelah mencermati perkembangan penyelidikan yang dilakukan personel polisi dan TNI. “Setelah penyisiran di sekitar lokasi kejadian, kelompok teroris ini teridentifikasi keluar wilayah Poso. Sekarang kita kejar ke daerah Mamuju Utara, Sulbar,” beber Mudji di sela-sela resepsi HUT ke-31 Fajar di Hotel Grand Clarion, malam tadi.
"Tapi tidak menutup kemungkinan pergerakan kelompok teroris ini masuk ke wilayah Sulsel. Daerahnya terutama di perbatasan seperti Mamuju Utara, Luwu dan Palopo," tambahnya.
Pembatasan ruang gerak pelaku telah dilakukan sebagai langkah antisipasi dengan menurunkan Tim Monitoring Terorisme (TMT). Kapolda menyebut tim telah beroperasi, terutama di wilayah perbatasan dengan meningkatkan volume operasi senjata tajam, senjata api, dan bahan peledak.
Masyarakat, terutama yang tinggal di daerah perbatasan diimbau lebih meningkatkan kewaspadaannya. Kesiapsiagaan masyarakat, kata Mudji, untuk mengantisipasi masuknya kelompok teroris di wilayah masing-masing.
Identifikasi kehadiran penduduk baru yang tidak berasal dari daerah sekitar sangat penting dilakukan sebagai langkah antisipasi. Wajib lapor 1 x 24 jam terhadap warga baru yang masuk ke suatu wilayah harus diberlakukan.
"Terkait keterlibatan kelompok JAT di balik aksi pembunuhan dua polisi, masih dilakukan pendalaman. Pastinya, ini indikasi kelompok teror. Terorisme bukan hanya musuh polisi dan tentara, tetapi musuh bersama," imbaunya.
Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayjen TNI Muhammad Nizam juga mengungkap pergerakan kelompok teroris pelaku pembunuhan dua personel polisi yang sudah menyebar ke wilayah Sulsel. Hingga saat ini, personel polisi dan TNI masih melacak kamp-kamp konsentrasi jaringan teroris.
Kendati pergerakan pelaku terorisme teridentifikasi telah menyebar ke wilayah Sulsel, pangdam menyebut pengejaran masih dilakukan dengan kekuatan seperti saat ini. Pengerahan 250 personel yang terdiri dari 100 personel TNI, 1oo personel Brimob, dan 50 personel Polres Poso dinilai masih efektif.
Karena itu baik Kapolda maupun Pangdam mengimbau warga di daerah itu untuk tetap waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. “Kalau ada hal-hal mencurigakan cepat lapor ke polisi terdekat,” ujar Kapolda dan Pangdam.
Dari Poso dilaporkan, Polres setempat melakukan pemeriksaan terhadap sekitar 200-an warga dari Dusun Tamanjeka, Desa Masani dan Dusun Ueralulu Desa Tokorondo, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, di Mapolres setempat.
Mereka diperiksa karena hendak meninggalkan dusun masing-masing untuk berlebaran Iduladha di kampung asal mereka di Sulsel. “Ini untuk memastikan jangan sampai ada barang berbahaya yang mereka pindahkan ke tempat lain sehingga bisa meributkan masyarakat di tempat yang hendak mereka tuju,” kata Wakapolres Poso Kompol Eko Yudi, Jumat 19 Oktober. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memastikan tidak adanya para pelaku pembunuhan terhadap (alm) Bripka Sudirman dan (alm) Brigadir Andi Sappa, yang melarikan diri.
Warga dari daerah yang heboh pekan ini, kemarin beramai-ramai meninggalkan pemukiman mereka dengan menumpangi empat unit bus antarkota antarpropinsi (AKAP) dan satu unit Avanza.
Karena mencurigakan, mereka terpaksa diturunkan untuk diperiksa di sebuah aula besar di kompleks Polres Poso. (rif/sil)
0 comments:
Sebagai pembaca yang baik tinggalkan pendapat serta komentar Anda mengenai Artikel di atas.
Terimakasih atas kunjungan Anda | Tuhan Memberkati